GGF Corpcomm

GGF Jalin Kerjasama dengan SMK SMTI

PT Umas Jaya Agrotama (PT UJA) bersama Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMK SMTI) Tanjung Karang, Bandar Lampung, sepakat menandatangani pembaharuan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerjasama Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri di Bandar Lampung. Ruang lingkup MoU ini mencakup upaya untuk membangun pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis kompetensi yang link and match dengan industri, restrukturisasi program keahlian dan kurikulum pada satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan industri, serta pembangunan infrastruktur kompetensi bidang industri.

Penandatanganan MoU Kerjasama Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri dilakukan oleh Kepala Sekolah SMK SMTI Bandar Lampung, Farid Hardiana, dan pihak PT UJA yang diwakili oleh Corporate Affairs Lampung SubDiv Head Hendri Tanujaya. Acara ini berlangsung di Ballroom Hotel Novotel, Bandar Lampung, bersamaan dengan agenda Wisuda Alumni tahun 2023 pada hari Rabu (1/11).

Dalam sambutannya, Farid Hardiana menyampaikan terima kasih dan penghargaan tinggi atas kehadiran PT UJA dalam acara wisuda Purna siswa SMK SMTI serta penandatanganan MoU. Ia berharap agar kerjasama ini dapat terus berlanjut demi kemajuan SMK SMTI dan generasi penerus bangsa. Lebih lanjut, Farid Hardiana menjelaskan bahwa tujuan dari MoU tersebut adalah untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam rangka mengembangkan pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis kompetensi yang link and match dengan industri. Upaya ini bertujuan untuk menghasilkan calon tenaga kerja industri manufaktur yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan kebutuhan industri. Perjanjian kerja sama ini sesuai dengan arahan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, sebagai langkah konkret dalam pembangunan link and match SMK dengan industri, yang bertujuan untuk mendorong keterlibatan industri dalam pembinaan dan pengembangan SMK.

Share

Re.juve Bersertifikasi ISO 22000:2018

PT Sewu Segar Primatama melalui merek dagang Re.juve terus mengedepankan keamanan pangan, yang kini semakin terbukti dengan pencapaian sebagai perusahaan True ColdPressed pertama yang bersertifikasi ISO 22000:2018 di Indonesia.

ISO 22000:2018 adalah standar internasional yang menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen keamanan pangan. Sertifikat ini memberikan jaminan bahwa sebuah perusahaan telah mengimplementasikan sistem yang efektif untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengendalikan risiko pangan dalam proses produksinya. Dengan memiliki sertifikat ISO 22000:2018, menjadi langkah penting dalam memberikan kepastian bahwa sebuah produk aman untuk dikonsumsi.
Sejak berdiri pada tahun 2014, Re.juve menyadari bahwa keamanan pangan menjadi salah satu faktor penting yang harus dijaga dalam memproduksi True Cold-Pressed Juice yang berkualitas. Berdasarkan informasi dari World Health Organization (WHO), sebanyak 70% kasus keracunan makanan dan diare disebabkan oleh kontaminasi bakteri dan virus. Untuk itulah, Re.juve senantiasa menjaga kebersihan dan sanitasi area produksi.

“Di tengah maraknya merek dagang cold-pressed juice yang bermunculan, tentunya konsumen perlu mengetahui produk mana yang benar-benar aman untuk dikonsumsi. Terlebih produk segar seperti minuman cold-pressed membutuhkan perhatian yang khusus dalam proses produksi hingga distribusi, dan kami bangga bahwa menuju tahun ke-10 Re.juve, kami sudah dapat mengantongi sertifikasi ISO 22000:2018 untuk fasilitas True Cold-Pressed yang menunjukkan komitmen kami untuk menjaga kualitas dan keamanan produk bagi masyarakat Indonesia,” jelas Richard Anthony, CEO & President Director Re.juve.

Lebih dari itu, Re.juve memproses semua produk minuman di Pusat Produksi True Cold-Pressed Facility (CPF) yang terintegrasi dengan teknologi High Pressure Processing (HPP), yaitu teknologi bertekanan tinggi mencapai 6.000 bar atau setara dengan 60 km di bawah permukaan laut yang menggunakan media air dingin untuk menonaktifkan mikroorganisme berbahaya dalam produk makanan dan minuman segar, sehingga menjadi jauh lebih aman untuk dikonsumsi tanpa mengubah rasa, aroma, maupun nutrisi yang ada di dalamnya. Teknologi ini juga membantu dalam memperpanjang umur simpan produk Re.juve.

Sertifikasi ISO 22000:2018 memastikan Re.juve diawasi oleh prosedur yang ketat untuk menjaga kebersihan peralatan, ruang produksi, dan seluruh staf yang menangani proses produksi. Hal ini tentunya membantu mencegah kontaminasi silang dan memastikan produk Re.juve selalu aman hingga ke tangan konsumen.

Share

PT GGL Terima Kunjungan Tamu NTCA Australia

PT Great Giant Livestock (PT GGL) menerima kunjungan tamu dari Northern Territory Cattlemen’s Association Inc (NTCA) Australia. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami lebih lanjut proses pemeliharaan sapi Brahman Cross BX Australia yang dilakukan oleh PT GGL. Rombongan NTCA diterima oleh Head of Dairy Farm & Breedlot, Yuliantoni Queen, beserta jajaran di Gedung Training Center Great Giant Foods (GGF), pada hari Jumat (10/11).

NTCA merupakan lembaga industri primer tertinggi di Wilayah Utara yang mewakili lebih dari 90% industri peternakan di wilayah tersebut, mulai dari perusahaan peternakan keluarga kecil dan perusahaan pribumi hingga entitas korporasi besar. Sebagai asosiasi peternak di Wilayah Utara Australia, NTCA memiliki misi untuk memajukan dan melindungi kepentingan produsen sapi di Wilayah Utara.

“Tugas kami adalah mendukung, melindungi, dan memajukan masyarakat peternak untuk kepentingan produsen ternak dan untuk mengamankan investasi dalam industri yang ditargetkan untuk memungkinkan perlindungan dan pengembangan pasar sapi dan daging di Wilayah Utara,” ujar Jeo Marz dari Pemerintah Wilayah Utara.

NTCA tertarik untuk memahami lebih lanjut proses pemeliharaan yang dilakukan oleh PT GGL, mengingat sapi Brahman Cross BX Australia yang dipelihara di feedlot PT GGL dan peternakan masyarakat peternak di Australia mengalami perbedaan perlakuan sehingga pertumbuhan dan perkembangannya berbeda. NTCA Australia mengakui bahwa sapi yang dipelihara di feedlot PT GGL memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih cepat dibandingkan dengan sapi yang dipelihara di peternakan rakyat di Australia.

Yuliantoni Queen menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh fakta bahwa sapi yang dipelihara di feedlot PT GGL mendapatkan pakan berupa konsentrat dan hijauan yang sudah dihitung, serta lingkungan yang dikondisikan secara baik sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini berbeda dengan sapi yang dipelihara di peternakan rakyat di Australia yang hanya menerima pakan seadanya, seperti konsentrat yang tersedia di pasaran.

Share

Sunpride 28 Tahun Berbagi untuk Negeri

PT Sewu Segar Nusantara (PT SSN), yang dikenal dengan merek Sunpride dan akan memperingati ulang tahunnya yang ke-28 pada tanggal 7 Desember, telah meraih sejumlah capaian dan prestasi yang membanggakan. Dalam rangka memperingati momen ulang tahun ini, Sunpride kembali menggelar serangkaian kegiatan bermakna sebagai bentuk pengabdian kepada negara. Dengan semangat kolaboratif, Sunpride mengusung tema “Berbagi Energi untuk Negeri” dan melaksanakan kegiatan berkelanjutan yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat di Desa Madura, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap (2/12).

Kegiatan diawali dengan inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para petani, yakni dengan melakukan medical check up gratis untuk para petani setempat. Selain sebagai bentuk perhatian terhadap kesejahteraan fisik para petani, pemeriksaan ini juga strategi preventif untuk menjaga produktivitas pertanian yang menjadi pilar ekonomi lokal.

CEO PT SSN, Cindyanto Kristian, menyampaikan “Sunpride, salah satu merek unggulan dari unit bisnis umbrella brand Great Giant Foods (GGF), merayakan momen bersejarah ulang tahun ke-28 dengan antusias. Kami percaya bahwa kesuksesan yang diraih tidak hanya menjadi hak milik kami, tetapi tanggung jawab untuk memberikan kembali kepada masyarakat, khususnya di Kabupaten Cilacap. Kami telah merancang serangkaian kegiatan sebagai kesempatan untuk bersamasama membentuk masa depan yang lebih baik.”

Sunpride akan melaksanakan kegiatan sosial dengan membagikan bantuan alat-alat pertanian, seperti traktor dan alat semprot. Selain itu, Sunpride juga akan memberikan kontribusi positif melalui program distribusi Pupuk Hayati Cair LOB (Liquid Organic Biofertilizer) yang didistribusikan oleh PT Inbio Tani Nusantara (ITN). Demoplot ini bertujuan menjadi wadah berbagai teknologi mengenai pertanian organik, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, dengan LOB memiliki fungsi meningkatkan hasil panen, mengurangi penggunaan pupuk kimia, dan memperbaiki kondisi tanah.

Di samping sektor pertanian, Sunpride juga berfokus pada pentingnya pendidikan dengan menyelenggarakan kegiatan pembagian tas sekolah gratis kepada 500 siswa SD, Pesantren, dan PAUD di Desa Madura, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap. Sunpride percaya bahwa investasi dalam pendidikan merupakan langkah jangka panjang untuk membentuk masa depan yang lebih baik, selaras dengan komitmen nutrisi positif yang telah diberikan selama 28 tahun.

“Sunpride berkomitmen untuk terus menjadi agen perubahan positif bagi seluruh negeri. Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang mendukung perjalanan Sunpride selama 28 tahun ini. Mari ciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan untuk Indonesia,” tutup Cindyanto.

Share

GGF Hadir Dalam HR Summit and Learning Development Festival 2023

Great Giant Foods (GGF) hadir dalam HR Summit and Learning Development Festival 2023. Dengan kehadiran sejumlah pemimpin industri ternama, GGF turut ambil bagian dalam acara tersebut pada hari Senin, 20 November 2023, yang diselenggarakan di hotel Pullman Thamrin. President Director of GGF, Tommy Wattimena, dan Director of HRGA, Rina Faqih, hadir sebagai pembicara untuk GGF.

Diskusi yang dipandu dengan cermat oleh Arry Ekananta, Koordinator Blok Remunerasi CHRP di Unika Atma Jaya, memberikan wadah untuk percakapan yang informatif dan saling bertukar pengetahuan. Dalam rangkaian sesi diskusi, Tommy Wattimena memaparkan materi dengan judul “Leveraging: Human Resource Strategy as Company’s Competitive Advantage.” Diskusi ini mengupas tuntas mengenai bagaimana strategi sumber daya manusia dapat menjadi faktor penentu dalam keunggulan bersaing sebuah perusahaan.

Tommy Wattimena membawa pengalaman serta wawasan mendalamnya untuk memberikan perspektif unik mengenai peran strategis sumber daya manusia dalam meraih keberhasilan perusahaan. Melalui berbagai contoh dan praktik terbaik yang diterapkan di GGF, beliau memberikan wawasan yang bernilai tentang bagaimana merancang, mengimplementasikan, dan memanfaatkan strategi sumber daya manusia sebagai elemen kunci dalam menghadapi tantangan bisnis yang kompleks.

Berlanjut pada sesi diskusi, Rina Faqih, selaku Director of HRGA, hadir untuk berbagi pengetahuannya mengenai peran Chief Human Resources Officer (CHRO) di GGF. Dalam presentasinya yang berjudul “What Will You Do as GGF CHRO,” ia memberikan wawasan berharga mengenai keputusan strategis dan inisiatif yang diambil oleh kepemimpinan SDM GGF.

Melalui pembahasannya, Rina menyoroti komitmen kuat perusahaan dalam membina bakat, menciptakan budaya kerja yang positif, dan mendorong inovasi melalui optimalisasi sumber daya manusia. Dia membuka jendela ke dalam langkah-langkah konkret yang diambil oleh GGF untuk memastikan keberlanjutan dan perkembangan positif dalam aspek-aspek kunci sumber daya manusia.

Keterlibatan aktif GGF dalam event ini tidak hanya menegaskan komitmennya terhadap keunggulan sumber daya manusia, tetapi juga mencerminkan tekadnya dalam membentuk masa depan pengembangan tenaga kerja.

Share

PT GGP Sambut Kunjungan Kerja Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PT Great Giant Pineapple (PT GGP) Terbanggi Besar, Lampung Tengah, menerima kunjungan kerja dari Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Deputi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia bidang Agribisnis Hortikultura, dan Delegasi Bank Mandiri Lampung Tengah dan Bandar Lampung, pada Rabu (22/11).

Staf Khusus Presiden RI, Arif Budimanta, dan Asisten Deputi Bidang Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Yuli Sri Wilanti, beserta rombongan, diterima oleh Direktur Corporate Affairs Great Giant Foods (GGF), Welly Soegiono, didampingi Corporate Affairs Lampung Subdiv Head Hendri Tanujaya di Gedung Training Center Great Giant Foods (GGF) Lampung. Kunjungan kerja Sekretariat Kabinet RI ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kontribusi positif Great Giant Pineapple terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, dalam mendukung perekonomian lokal serta memperkuat sinergi antara pemerintah dan sektor swasta.

“Pertama, kunjungan ini bersifat silaturahmi dan menjalin komunikasi antara pemerintah, stakeholder, dan juga PT GGP. Pemerintah berharap kedepan bisa melakukan lebih untuk mensupport program-program pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan PT GGP, khususnya pengembangan masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah,” kata Arif Budimanta. Dalam kesempatan tersebut, Welly Soegiono menjelaskan bahwa PT GGP sejak tahun 2017 telah memulai mengembangkan program Creating Shared Value (CSV) dengan masyarakat petani pisang Mas di Kabupaten Tanggamus. “Di Tanggamus, per hari ini yang ikut program CSV ada sekitar 1.000 petani dari 15 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanggamus dengan lahan seluas 450 hektar,” ujar Welly.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa program CSV PT GGP saat ini sudah menyebar di beberapa wilayah provinsi, antara lain Aceh, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali. Sebentar lagi kita juga akan masuk di wilayah Sumatera Utara. “Selain memberdayakan petani lokal juga mendekatkan kebun dengan pasar untuk menekan biaya transportasi. Sebelum ada program CSV di Jembrana Bali, PT GGP harus mengirim pisang dari Lampung. Sekarang kebutuhan pisang di Bali bisa dipenuhi dari sana saja,” tandasnya.

Permintaan pisang yang terus meningkat menjadi suatu tantangan, terutama ketika dihadapkan dengan keterbatasan lahan. PT GGP memahami bahwa solusi berkelanjutan tidak hanya dapat dicapai melalui upaya perusahaan semata, melainkan melibatkan secara aktif partisipasi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, perusahaan telah merintis program CSV sebagai bentuk komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.

Dengan pendekatan ini, PT GGP berusaha tidak hanya menjadi produsen pisang yang sukses tetapi juga agen perubahan positif di komunitas tempat operasionalnya. Program CSV yang dimulai sejak tahun 2017 dengan masyarakat petani pisang Mas di Kabupaten Tanggamus telah memberikan dampak positif yang signifikan. Saat ini, sekitar 1.000 petani dari 15 Kecamatan di Kabupaten Tanggamus, dengan luas lahan mencapai 450 hektar, aktif terlibat dalam program ini.

Dalam konteks pertanian, terutama tanaman hortikultura seperti pisang, kolaborasi pentahelix menjadi kunci keberhasilan. Selain membangun kemitraan dengan petani lokal, PT GGP juga telah menjalin kemitraan dalam bidang peternakan sapi Rakyat. Program ini, yang sudah berjalan sejak era tahun 80-an, telah berkembang maju di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, memberikan contoh nyata bagaimana perusahaan dapat berkontribusi dalam sektor yang lebih luas.

Dengan komitmen kuat terhadap creating shared value, PT GGP tidak hanya menjalankan operasional bisnisnya secara berkelanjutan tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Harapannya, model kemitraan ini dapat dijadikan inspirasi bagi perusahaan lainnya untuk mengadopsi praktik bisnis yang berfokus pada penciptaan nilai bersama dan pembangunan berkelanjutan.

Share

Barantin Lakukan Kunjungan Kerja di PT GGP

Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat Manaor Panggabean, melakukan kunjungan kerja di PT Great Giant Pineapple (PT GGP) Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Ini menjadi kehormatan bagi PT GGP sebagai perusahaan produsen produk olahan nanas kaleng nomor 1 di dunia yang dikunjungi oleh Sahat sejak dilantik oleh Presiden RI pada 14.

September 2023. Sahat secara langsung melakukan pemeriksaan fasilitas dan sistem yang telah diterapkan Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung yang ada di PT GGP. “Saya melihat langsung proses layanan yang sudah berjalan, optimis ke depan karantina menjadi solid, memberikan layanan terbaik bagi masyarakat serta menjaga integritas dalam bekerja,” ucapnya.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung, Donni Muksydayan, turut mendampingi Barantin saat meninjau fasilitas karantina yang ada di PT GGP dan melihat langsung kegiatan Packing House Banana serta proses pengolahan nanas kaleng di Cannery Factory. Rombongan kunjungan Kepala Badan Karantina Indonesia diterima oleh Director of Corporate Affairs Great Giant Foods (GGF), Welly Soegiono, didampingi Corporate Affairs Lampung Subdiv Head Hendri Tanujaya di Gedung Training Center Great Giant Foods (GGF) Lampung, pada Kamis (9/11).

“Kunjungan hari ini, kami ingin melihat kegiatan Karantina di PT GGP, memastikan semua flow yang ada di sini diikuti oleh teman-teman di Karantina. Memastikan kalau negara-negara yang kita kirim produk syarat-syaratnya bisa terpenuhi. “Saya melihat semua sistem yang ada sudah bagus, kerjasama dengan karantina komunikasinya bagus. Saya memberikan apresiasi karena PT GGP juga melibatkan masyarakat melalui program Creating Shared Value (CSV). Bagaimana pun masyarakat harus disejahterakan melalui pembinaan pembinaan dan saya meminta ke depan semakin banyak masyarakat yang dibina oleh perusahaan dan teman-teman di karantina,” ucap Sahat.

Dalam sambutannya, Welly Soegiono menyambut senang kehadiran langsung Kepala Badan Karantina dan jajaran. Dengan demikian, bisa melihat langsung bahwa selama ini PT GGP telah bekerja sesuai prosedur, sesuai dengan semua sertifikasi, sesuai dengan hazard certification. Dimulai dengan quality sehingga wajar bisa sampai di tingkat dunia. Di sisi lain, Sahat mengharapkan masyarakat perlu dibantu, apalagi bisa membantu untuk akses marketnya. Hanya itu mungkin yang penting di masyarakat, karena kalau marketnya ada, masyarakat akan mudah untuk diajak di bisnis ini.

Tentunya bagaimana masyarakat itu cepat sejahtera dengan aktivitas program CSV yang dilakukan oleh PT GGP. Itulah harapan-harapan kami dan saya kira program ini sangat bagus dan minta teman-teman karantina bisa mencontoh ini dan menyampaikan atau menduplikasikan di tempat-tempat lain. Konsep yang bagus bukan hanya segi produksinya yang zero waste dan sirkuler ekonomi, tetapi masyarakat juga dilibatkan. Jadi dua hal yang saya kira penting diperhatikan bukan hanya bicara perekonomian atau untuk bisnis saja tetapi masyarakat juga dibantu.

“Saya melihat dengan konsep ini, lapangan pekerjaan semakin banyak sampai puluhan ribu kebunnya. Selain membuka lapangan pekerjaan, juga membuka lahan lebih produktif. Satu model yang bisa diterapkan di tempat lain supaya Indonesia bisa lebih cepat maju, saya juga melihat keterbukaan informasi di PT GGP sangat bagus. Sengaja saya mengikuti flow dari hulu sampai ke hilir, semua tahapan-tahapan dijelaskan dengan baik. Kalau orang ingin belajar, saya kira bisa langsung terbayang apa yang dia inginkan. Kalaupun mau dipublikasikan di tempat lain, akan lebih mudah karena setiap tahapantahapan diinformasikan dengan jelas. Saya kira keterbukaan informasi juga perlu terus digaungkan. Bahasanya di Indonesia ini harus ada yang menjadi contoh dan PT GGP bisa menjadi contoh bagi yang lain,” tutupnya.

Share

ITB Inisiasi Kerjasama dengan PT GGP

Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Sarjana Teknik Pangan, melakukan kunjungan industri di PT Great Giant Pineapple (PT GGP) dalam rangka membuka inisiasi kerjasama mitra industri dalam bidang pendidikan dan penelitian. Tamu kunjungan terdiri dari Ketua Program Studi Sarjana Teknik Pangan FTI ITB, Prof. Dr. Made Tri Ari Penia Kresnowati, ST, M. Sc, dan Dosen Prodi Teknik Pangan FTI ITB, Giovanni Arneldi Sumampouw, S.T., M.Sc. Mereka diterima oleh People Partner Area 1 Division Head PT GGP, Edhy Rumekso, didampingi Corporate Affairs Lampung Subdiv Head, Hendri Tanujaya, di Gedung Training Center Great Giant Foods (GGF) Lampung, pada Senin (6/11). “Kehadiran kami di PT GGP adalah dalam rangka membuka inisiasi kerjasama dalam kegiatan Program Kompetisi Kampus Merdeka, Program Studi Teknik Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung,” kata Made Tri Ari Penia Kresnowati. Lebih lanjut, Kresnowati menjelaskan bahwa kegiatan inisiasi kerjasama yang didukung lewat program Kompetisi Kampus Merdeka hanyalah penggerak awal untuk inisiasi kerjasama dengan berbagai industri. Kerjasama antara program studi Teknik Pangan dengan industri pangan akan memberikan manfaat yang besar bagi mahasiswa, program studi, maupun perusahaan. “Penjalinan kerjasama dengan lebih banyak industri akan meningkatkan link and match serta networking antara dunia pendidikan dan dunia kerja,” terangnya.

Salah satu rencana pengembangan strategi program studi Teknik Pangan adalah link and match dengan dunia industri dan dunia kerja untuk senantiasa menyesuaikan diri dengan tuntutan masa depan yang berubah dengan cepat. Selain itu, menurutnya, mahasiswa pun diharapkan membangun kompetisinya melalui kegiatan di luar kampus, terutama di industri pangan. Hal ini dapat didorong melalui perluasan kemitraan untuk kerjasama riset, sharing teknologi, pengajaran, kurikulum, praktek, dan uji coba. “Melalui program ini, diharapkan terjadi peningkatan link and match antara dunia industri dan akademisi serta mahasiswa di kampus,” ujarnya.

Share

GGF dalam Seminar Nasional LPPM – the 6th ICMA-SURE 2023

Chief Executive Officer (CEO) Great Giant Foods (GGF) Tommy Wattimena menjadi salah satu pembicara pada kegiatan Seminar Nasional Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan the 6th International Conference on Multidisciplinary Approaches for Sustainable Rural Development (ICMA-SURE) 2023, yang berlangsung di Krishna Ballroom, Purwokerto, Selasa (17/10).
Acara bertemakan “Memajukan Kesehatan dan Pembangunan Berkelanjutan di Komunitas Pedesaan – Tantangan Saat Ini dan Peluang Masa Depan.” Tommy Wattimena, selaku CEO GGF, memberikan gambaran menyeluruh tentang penguatan kerjasama antara dunia industri dan pendidikan untuk optimalisasi sumber daya alam berprospek ekspor bagi Indonesia maju.

“Baru-baru ini, saya mengikuti pameran makanan terbesar di dunia di Anuga Koln, Jerman. Saya ingin menyampaikan beberapa tren di industri makanan dan minuman yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian dan sebagainya. Pada tahun lalu, nilai pasar global makanan dan sayuran diproses mencapai sekitar 320 miliar dolar AS, dan diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,5% setiap tahunnya. Jika kita membagi laju pertumbuhan tahunan pasar proses makanan menjadi tiga, proses makanan itu sendiri, peralatan proses, dan di kawasan Asia Pasifik, pertumbuhannya sekitar 6%, jauh lebih cepat dibandingkan dengan wilayah global lainnya.”

Tommy menekankan bahwa Indonesia, yang berada di garis Khatulistiwa dan memiliki kekayaan luar biasa, memiliki potensi besar untuk masa depan. Namun, ia juga menyoroti permasalahan yang perlu diatasi di Indonesia, khususnya masalah food loss dan food waste yang menjadikan Indonesia sebagai negara kedua terbesar di dunia setelah Arab Saudi.

Selain itu Tommy juga menyampaikan, Indonesia menempati peringkat ketiga di Asia Tenggara dalam Global Hunger Index, dan juga memiliki masalah stunting. Rakyat belum menikmati asupan nutrisi dan gizi yang cukup karena hasil pertanian dan produksi makanan tidak sampai ke tangan konsumen. “Peran perusahaan seperti Great Giant Foods adalah memastikan bahwa kita membangun rantai pasokan distribusi dan investasi dalam infrastruktur untuk memastikan bahwa makanan yang dihasilkan oleh petani sampai ke konsumen dengan harga yang wajar.”

“Great Giant Foods berkomitmen untuk memberikan nutrisi secara lokal dan internasional dan memastikan bahwa bisnis yang kami lakukan berkontribusi positif pada lingkungan dan masyarakat. Kami yakin bahwa GGF sedang menuju arah yang benar dengan memperhatikan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan menjadi warisan abadi bagi generasi mendatang,” tandasnya.

Share