2024 Agustus

PT GGP Berikan Bantuan Tanaman Buah untuk Hortipark Perum KDK

PT Great Giant Pineapple (PT GGP), Terbanggi Besar, Lampung Tengah, memberikan bantuan bibit tanaman buah dan tanaman keras kepada pengelola Hortipark di Perumahan Karyawan KDK, Lempuyang Bandar, pada Jumat (9/8). Bantuan ini bertujuan untuk mendukung pengembangan dan peningkatan kualitas lingkungan Hortipark secara berkelanjutan, yang pengelolaannya dilakukan oleh Koperasi Karyawan Dwi Karya.

Bibit yang diberikan oleh PT GGP mencakup berbagai jenis tanaman buah seperti durian, alpukat, dan nangka, serta tanaman keras seperti albasiah. Tanaman albasiah ini akan digunakan untuk penghijauan dan sebagai peneduh bagi para pengunjung Hortipark. “Koperasi sangat berterima kasih atas bantuan bibit tanaman buah yang diberikan oleh PT GGP kepada Hortipark yang dikelola di lingkungan perumahan karyawan Dwi Karya Lempuyang Bandar” ujar Purwito, selaku Manajer Koperasi Dwi Karya. Ia menambahkan, “Semoga dengan adanya bantuan bibit dari perusahaan, Hortipark akan semakin hijau dan menjadi wahana bagi warga untuk memanfaatkan taman buah ini sebagai tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi.”

Share

Cahaya Ladara Nusantara (CLN) Kunjungi UMKM Mitra PT Great Giant Pineapple

Cahaya Ladara Nusantara (CLN) sebagai organisasi yang berdedikasi untuk memajukan UMKM, dalam kunjungan kerjanya di Lampung Tengah, berkesempatan untuk menyambangi pelaku UMKM mitra PT Great Giant Pineapple (PT GGP) pada Kamis (15/8). Kunjungan ini dipimpin oleh Ketua CLN, Nannie Hadi Tjahjanto, yang didampingi oleh rombongan termasuk istri Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor, istri Gubernur Lampung Rianasari Arinal, Ketua IKAWATI ATR/BPN Provinsi Lampung Ellys Kalvyn Sembiring, dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana REM 043 PD II Sriwijaya Hanny Rikas Hidayatullah.

Rombongan meninjau langsung lokasi kegiatan UMKM mitra PT GGP yang bergerak di bidang budidaya maggot di Kampung Bandar Agung, Kecamatan Terusan Nunyai. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Ketua kelompok budidaya maggot Bandar Agung, Andi Supriyadi. Selain itu, rombongan CLN juga berkesempatan berbincang dengan kelompok UMKM lainnya, seperti kelompok kemitraan Bank Sampah, Kelompok Wanita Tani, dan Kemitraan Tepung Pisang Kampung Bandar Agung.

Pada kesempatan tersebut, Cahaya Ladara Nusantara memberikan bantuan berupa bibit ulat sutra dan memperkenalkan kain tenun berbahan serat benang daun nanas kepada kelompok UMKM mitra PT GGP. Nannie Hadi Tjahjanto menyampaikan harapannya bahwa kunjungan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya warga Bandar Agung, serta menjadi inspirasi untuk menghidupkan UMKM sebagai usaha yang menjanjikan. “Kain tapis ini adalah contoh bahwa di sekitar kita banyak sekali sumber daya alam yang dapat dikelola menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Semoga bibit ulat sutra ini juga bisa dikembangkan dan menjadi peluang usaha baru yang bisa digerakkan oleh UMKM,” tambah Nannie.

Andi Supriyadi menjelaskan bahwa kegiatan budidaya maggot selama ini mendapat dukungan penuh dari PT GGP, terutama dalam hal pasokan pakan berupa buah-buahan yang afkir dan tidak layak dipasarkan. “Pakan maggot kami dapat dari bantuan perusahaan, dan hasil budidaya maggot juga diambil
oleh PT GGP,” jelas Andi.

Share

PT GGL Sambut Kunjungan Kerja Pemprov Sulawesi Barat

PT Great Giant Livestock (PT GGL) Terbanggi Besar, Lampung Tengah, menerima kunjungan kerja dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dalam rangka melakukan studi lapangan terkait potensi pengembangan sektor pertanian dan peternakan guna memperkuat sinergi antara pemerintah dan sektor swasta. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat, Muhtar, beserta jajaran diterima di Training Center Great Giant Foods pada Jumat (9/8).

Ferdy Fu, selaku FA Protein & Plant Based SubDiv Head, dalam diskusinya menjelaskan bahwa keberadaan peternakan sapi di perusahaan merupakan bagian dari konsep ekonomi sirkular, di mana limbah padat dari kulit nanas dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ia juga mengungkapkan bahwa mengelola bisnis peternakan sapi memiliki tantangan tersendiri, terutama dari segi permodalan. Ferdy menggambarkan bahwa dengan harga seekor sapi berkisar antara Rp 15 juta hingga Rp 18 juta, keuntungan baru dapat diperoleh setelah beberapa bulan, sementara biaya pemeliharaan terus berjalan.

Ferdy menambahkan bahwa pengelolaan peternakan dapat dilakukan melalui pola kemitraan, meskipun hal ini juga tidak mudah. Tantangan utama adalah bagaimana memastikan ketersediaan pakan yang cukup sepanjang tahun. Ia mencontohkan kondisi di Nusa Tenggara Barat, di mana ada 4 pulau yang dapat dipilih untuk pengembangan, namun Menurut Ferdy, ketersediaan pakan sepanjang tahun sangat penting, namun untuk mencapainya diperlukan investasi besar, seperti dalam pengadaan sealer bagger yang harganya cukup mahal. Oleh karena itu, kesiapan investasi dan pemahaman terhadap konsekuensinya perlu dipertimbangkan dengan matang. “Hal seperti ini harus dipetakan terlebih dahulu oleh stakeholder yang akan mengembangkan peternakan, selain mempertimbangkan modal, infrastruktur, dan ketersediaan pakan,” ujar Ferdy.

Ia juga menyebutkan bahwa Nusa Tenggara Timur memiliki sapi Sumbawa yang dibiarkan merumput di padang, namun penguasaan lahan menjadi isu yang perlu dipertimbangkan. Ferdy tidak dapat memastikan seperti apa model yang cocok untuk Sulawesi Barat, apakah intensif dengan kandang terstruktur atau ekstensif dengan integrasi kebun sawit dan sapi. “Kembali lagi ke masalah permodalan, baru kita bicara tentang pemberdayaan masyarakat petani peternak melalui kemitraan. Model bisnisnya seperti apa, peran pemerintah dan swasta bagaimana, serta posisi petani peternak dalam kemitraan ini. Semua ini perlu dipetakan terlebih dahulu karena menyangkut strategi bisnis,” jelas Ferdy saat menjawab pertanyaan dari tamu mengenai pola kemitraan sapi.

Share

PT Great Giant Pineapple Lakukan Sharing Session dengan Kelompok Wanita Tani

PT Great Giant Pineapple (PT GGP) Terbanggi Besar, Lampung Tengah, mengadakan sesi sharing dan diskusi dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Bandar Jaya Barat pada hari Jumat (9/8). Acara ini bertujuan untuk membahas keberlanjutan program pelatihan dan pembinaan yang telah dijalankan, serta memperkuat kolaborasi antara PT GGP dan para petani. Dalam pertemuan ini, peserta bertukar informasi dan pengalaman terkait praktik pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan. Hadir dalam sesi tersebut perwakilan dari PT GGP, termasuk Community & Strat.

Partnership Sr. Specialist Nanda Dita Syahpradana, Wenni Puspa Sari dan Vinka Rilasya dari Departemen Community Relation & Development (CRD). Ketua KWT Sekar Wangi Bandar Jaya Barat, Salsabila, serta Ketua Gapoktan Bandar Jaya, Suryadi, juga turut serta dalam diskusi ini.

Pertemuan ini bertujuan sebagai wadah bagi KWT dan Gapoktan untuk berbagi pengalaman serta informasi terkait kegiatan yang telah dilaksanakan. Dengan demikian, diharapkan KWT dapat menghasilkan produk-produk unggulan yang mencakup seluruh proses, mulai dari budidaya hingga pasca panen dan pemasaran. Selain itu, untuk mendukung perkembangan usaha pertanian, KWT juga didorong untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi produk pertanian mereka. Melalui kolaborasi ini, PT GGP berharap dapat terus mendorong kemajuan dan keberlanjutan di sektor pertanian, sekaligus memperkuat hubungan dengan masyarakat setempat.

Share

GGF Lampung dan Jakarta Merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-79

Sebagai bagian dari peringatan Proklamasi 17 Agustus 2024, Great Giant Foods (GGF) Lampung menggelar upacara bendera dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapangan Sentral pada Sabtu (17/8). Upacara kemerdekaan ini dihadiri oleh karyawan dari berbagai unit bisnis yang bersatu dalam satu barisan upacara. Sementara itu, perayaan serupa juga dilaksanakan oleh GGF Jakarta dengan pemotongan tumpeng di Sequis Tower pada hari Senin (19/8)

Di GGF Lampung, Processed Pine Factory Division Head, Halim Sunarto Jaya, bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam amanatnya, ia mengajak seluruh jajaran di setiap unit bisnis untuk meneladani semangat para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa. “Mari kita syukuri dan hargai setinggi-tingginya bahwa kondisi Indonesia saat ini adalah hasil dari perjuangan para pahlawan 79 tahun yang lalu melawan penjajah demi kemerdekaan dan kedaulatan Bangsa Indonesia,” ujar Halim.

Sementara itu, di GGF Jakarta, perayaan diawali dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya,” dipimpin oleh Viasido, sebagai bagian dari penghormatan kepada para pejuang bangsa. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi pemotongan tumpeng yang diwakili oleh Tommy Wattimena, selaku President Director of Great Giant Foods, dan dihadiri oleh Setiawan Achmad, Commissioner of GGF. Setelah itu, karyawan menikmati berbagai mini games dan pengumuman pemenang dengan dress terbaik. Di GGF Lampung, acara kemerdekaan juga dimeriahkan dengan konser musik, di mana karyawan hadir dengan mengenakan pakaian bernuansa merah putih yang memenuhi Lapangan Sentral, menciptakan suasana yang penuh semangat dan kebersamaan.

Semangat kebersamaan yang tercipta dalam perayaan di kedua lokasi ini tidak hanya mencerminkan penghormatan terhadap nilai-nilai perjuangan bangsa, tetapi juga memperkuat ikatan di antara seluruh karyawan. Dengan dukungan dan partisipasi aktif dari setiap individu, GGF akan terus berkembang sebagai perusahaan yang menghargai warisan budaya dan semangat nasionalisme, sambil tetap fokus pada kemajuan dan kesejahteraan bersama. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen terhadap kualitas, Great Giant Foods terus berupaya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan perusahaan serta kesejahteraan seluruh karyawannya.

Share

LPEI Resmikan Desa Devisa Pisang Mas Tanggamus

Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk memberdayakan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Indonesia Eximbank secara konsisten berupaya meningkatkan kapasitas koperasi dan UMKM yang berorientasi ekspor. Salah satu inisiatifnya adalah melalui Program Pengembangan Desa Devisa, yang berfokus pada kegiatan berbasis pengembangan masyarakat.

Kepala Divisi SMEs Advisory Services Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Ilham Mustafa, meresmikan Desa Devisa Pisang Mas di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, yang terlaksana melalui kerja sama dengan LPEI. Program ini bertujuan untuk meningkatkan ekspor dan pendapatan devisa secara berkelanjutan, serta diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan pendapatan rumah tangga petani melalui integrasi ke dalam rantai pasokan ekspor global yang berkesinambungan.

Peresmian Desa Devisa Pisang Mas di Tanggamus turut dihadiri oleh Kepala Wilayah DJP Bengkulu dan Lampung, Rosmauli; Kepala Kantor Perwakilan Kemenkeu Provinsi Lampung, Estty Purwadiani Hidayatie; Kepala Kantor Ekspor Way Lunik PT GGP, Budhi Setiawan; Kepala Divisi TJSL & ESG PT Reasuransi Indonesia Utama, Mardian Adhitya; Camat Sumberejo, Suwarno; Kepala Desa Margoyoso, Sudibyo; dan Ketua Koperasi Tani Hijau Makmur, Sigit Wicaksono.

Dalam kesempatan ini, LPEI bersama Kemenkeu Satu, Balai Karantina Pertanian Kelas I Lampung, PT Great Giant Pineapple, dan Koperasi Tani Hijau Makmur menyelenggarakan pelatihan penguatan manajemen usaha serta pelatihan teknis mengenai kualitas dan budidaya pisang mas untuk ekspor. Pelatihan ini dilaksanakan di Aula Gedung Serbaguna Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, pada Jumat (01/8). Desa Devisa, yang diwakili oleh Koperasi Tani Hijau Makmur, merupakan pemasok pisang mas untuk PT GGP dalam rangka ekspor. Pemerintah, melalui LPEI, memberikan apresiasi kepada Koperasi Tani Hijau Makmur atas peran mereka sebagai pemasok ke GGP sebagai offtaker. Waliyuddin berharap, dengan adanya pendampingan melalui Program Desa Devisa, ekspor pisang mas dapat meningkat dari 7% dari total produksi menjadi 20%. Selain itu, akan dilakukan demplot kebun sebagai referensi bagi petani, bahwa budidaya pisang mas yang baik dapat menghasilkan ekspor yang tinggi, tambahnya.

Share

Great Giant Foods Hadir dalam The Economic Times Future Forward 2024

Dalam dunia kerja yang semakin terdigitalisasi, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana menjaga hubungan antar individu dan tim tetap kuat meskipun interaksi langsung semakin berkurang. The Economic Times Future Forward Summit 2024, yang bertempat di Pullman Hotel Jakarta pada Selasa (13/08), mengusung tema “The Great Connect: Creating Connected Workplaces” dengan tujuan untuk mengatasi tantangan tersebut dalam membangun koneksi di tempat kerja.

Acara ini mendalami berbagai strategi, teknologi, dan perubahan budaya yang dapat membantu perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang saling terhubung, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang organisasi. Selain itu, juga dibahas bagaimana organisasi dapat secara efektif merespons disrupsi yang ditimbulkan oleh AI. Dalam rangkaian topik yang dibahas, acara ini menghadirkan para profesional HR dan pemimpin industri untuk mengeksplorasi kekuatan transformatif dari konektivitas salah satunya Tommy Wattimena, President Director of Great Giant Foods.

Teknologi AI, meskipun menawarkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi, juga menghadirkan tantangan dalam hal menjaga aspek-aspek humanistik dari tempat kerja. Dengan menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan pendekatan yang berfokus pada manusia, organisasi dapat menciptakan tempat kerja yang tidak hanya produktif tetapi juga inklusif dan memberdayakan. “Satu hal yang pasti, kombinasi antara human thinking dengan teknologi AI akan mengakselerasi produktivitas dan membuka cakrawala inovasi baru & cara kita bekerja di masa depan” jelas Tommy.

Meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, ada kekhawatiran bahwa teknologi ini dapat menggantikan peran manusia dalam pekerjaan tertentu, mengakibatkan ketidakpastian dan kecemasan di kalangan pekerja. Tommy menyampaikan, “AI pasti akan berdampak pada workforce dan juga culture, terlebih workforce kita terdiri dari 3 generasi yang berbeda dan hal tersebut merujuk kepada terciptanya sebuah dinamika yang menarik dalam dunia kerja. Jika kita menggunakan AI dengan baik, maka keberagaman akan menciptakan produktivitas yang baik & cara inovatif bisnis yang hebat.”

Meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, ada kekhawatiran bahwa teknologi ini dapat menggantikan peran manusia dalam pekerjaan tertentu, mengakibatkan ketidakpastian dan kecemasan di kalangan pekerja. Tommy menyampaikan, “AI pasti akan berdampak pada workforce dan juga culture, terlebih workforce kita terdiri dari 3 generasi yang berbeda dan hal tersebut merujuk kepada terciptanya sebuah dinamika yang menarik dalam dunia kerja. Jika kita menggunakan AI dengan baik, maka keberagaman akan menciptakan produktivitas yang baik & cara inovatif bisnis yang hebat.”

Great Giant Foods, sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia, hadir dalam acara ini untuk berbagi wawasan mengenai bagaimana mereka mengelola tantangan-tantangan tersebut. Dengan menghadirkan solusi yang seimbang antara teknologi dan keterlibatan manusia, perusahaan ini menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya produktif tetapi juga berorientasi pada kesejahteraan karyawan di tengah disrupsi AI.

Dalam era di mana AI menjadi semakin dominan, Great Giant Foods berfokus pada strategi yang menggabungkan teknologi canggih dengan pendekatan humanistik, memastikan bahwa inovasi tidak hanya mendukung pertumbuhan bisnis tetapi juga memberdayakan karyawannya untuk berkembang dalam lanskap pekerjaan yang terus berubah. Dengan komitmen ini, Great Giant Foods tidak hanya menempatkan diri di garis depan dalam industri, tetapi juga menunjukkan bahwa masa depan yang terhubung dan inklusif adalah kunci untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.

Share

Warga Warungkiara Kelola Lahan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) untuk Pisang Cavendish

Para petani di Kecamatan Warungkiara telah berhasil mengoptimalkan pemanfaatan lahan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dengan menanam ribuan pohon pisang cavendish berkualitas ekspor, khususnya di Kampung Lio, Desa Sirnajaya, Kabupaten Sukabumi.

Umar Wirahadikusumah, salah satu petani penggarap lahan TORA di Kampung Lio, mengungkapkan bahwa untuk menghasilkan pertanian pisang cavendish yang berkualitas tinggi, ia bersama petani lainnya telah mendapatkan edukasi dan bimbingan berkelanjutan dari PT Great Giant Pineapple (PT GGP). “Semua proses dilakukan dengan cermat agar dapat menghasilkan buah pisang cavendish dengan kualitas yang unggul,” ujar Umar.

Umar juga menambahkan bahwa keberadaan lahan untuk perkebunan pisang cavendish ini sangat bermanfaat bagi petani lokal dan masyarakat sekitar, karena mampu meningkatkan perekonomian warga setempat. “Tahap awal dari penanaman hingga panen membutuhkan waktu sekitar satu tahun, namun setelah itu, di tahun kedua, pohon-pohon pisang ini dapat dipanen dua kali setahun,” jelasnya.

Person In Charge (PIC) PT GGP untuk wilayah Sukabumi, Muhammad Fikrul Ilmi Nasiruddin, menjelaskan bahwa lahan yang sekarang digunakan oleh para petani dulunya merupakan perkebunan terlantar yang tidak diperpanjang izin operasionalnya. Sejak tahun 2022, lahan tersebut didistribusikan kepada masyarakat, khususnya para petani penggarap, untuk ditanami bibit pisang cavendish. “Untuk memastikan hasil panen maksimal, PT GGP secara langsung memberikan pengetahuan dan pendampingan teknis kepada para petani penggarap,” kata Fikrul. Fikrul juga menyampaikan bahwa tim PT GGP secara rutin memberikan edukasi kepada petani tentang prosedur yang harus dilalui untuk menghasilkan pisang berkualitas tinggi, termasuk tahapan pencucian, seleksi, dan penimbangan. Saat ini, lahan yang dikelola masyarakat mencakup 10,7 hektar, dengan kurang lebih 13 ribu pohon pisang yang dikelola oleh para petani.

Share

Jakarta Fair: Momentum Peluncuran Produk Baru

Jakarta Fair 2024 menjadi wadah strategis bagi Great Giant Foods (GGF) untuk memperkenalkan sejumlah inovasi produk terbaru di luar merek Sunpride yang sudah terkenal. Bertempat di Hall C3 No. 63 JI Expo Kemayoran pada 12 Juni hingga 14 Juli, GGF menghadirkan berbagai produk segar, termasuk buah-buahan selain pisang melalui merek dagang Sunpride.

GGF turut meramaikan event Jakarta Fair 2024 dengan membuka booth yang menampilan berbagai produk-produk GGF. Selain produk buah pisang segar, GGF juga memperkenalkan Sunpride Lyfe, sebuah inovasi keripik pisang berkualitas tinggi dengan berbagai pilihan rasa, seperti BBQ, Chili Lemon, dan Coklat. Produk susu segar Hometown Dairy juga menjadi salah satu produk yang diperkenalkan, dibuat dari susu sapi murni tanpa penambahan air, gula, fortifikasi, ataupun pengawet. Hometown Dairy diproses melalui pasteurisasi dengan pemanasan selama 15 detik pada suhu 72 derajat Celcius, proses tersebut menjaga kandungan nutrisi alami susu, memberikan cita rasa yang legit, bold, dan creamy.

Selama acara berlangsung, GGF turut memperkenalkan Nanas Honi, buah unggulan yang selama ini lebih banyak diekspor. Produk ini juga diberikan sebagai sampel gratis kepada pengunjung, yang meningkatkan antusiasme terhadap booth GGF. Selain dari buah nanas itu sendiri, GGF juga menyediakan soft-served ice cream rasa nanas dengan tekstur creamy dan rasa yang manis dan segar.

Baru-baru ini, GGF juga meluncurkan jus kaleng Sunpride berbahan dasar Nanas Honi. President Director of GGF, Tommy Wattimena, menjelaskan bahwa jus kaleng Sunpride merupakan produk premium yang sepenuhnya dibuat dari 100% jus buah murni tanpa tambahan gula. Hal ini membuatnya jauh lebih unggul dibandingkan produk kompetitor di pasaran, yang pada umumnya hanya mengandung sekitar 20%, 15%, atau bahkan hanya 5% jus buah asli, dengan sisa kandungan yang terdiri dari pemanis buatan atau bahan tambahan lainnya.

Sunpride menghadirkan produk ini dalam lima varian rasa yang unik, yaitu pineapple, pineapple guava, pineapple passion fruit, pineapple apple, dan pineapple mango, yang masing-masing dirancang untuk memberikan pengalaman rasa yang segar dan alami kepada konsumen. Tommy Wattimena juga menekankan bahwa seluruh proses produksi jus kaleng Sunpride dilakukan dengan mengikuti standar keamanan pangan yang sangat ketat dan menggunakan teknologi pasteurisasi. Teknologi tersebut tidak hanya berfungsi untuk membunuh mikroorganisme berbahaya dan memastikan produk aman dikonsumsi, tetapi juga menjaga integritas rasa dan kandungan nutrisi alami dari jus buah tersebut.

Lebih jauh lagi, penggunaan teknologi canggih ini memungkinkan Sunpride untuk menghasilkan jus kaleng yang sepenuhnya bebas dari bahan pengawet dan pemanis buatan, namun tetap memiliki masa simpan yang lama. Dengan demikian, konsumen dapat menikmati kesegaran dan kualitas premium dari jus ini dalam jangka waktu yang lebih panjang, tanpa perlu khawatir akan penurunan kualitas. GGF berkomitmen untuk terus menjaga standar tinggi ini demi memberikan produk yang tidak hanya enak, tetapi juga menyehatkan dan aman bagi semua lapisan masyarakat.

Share