2023 Desember

PT GGP Sambut Kunjungan Kerja Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PT Great Giant Pineapple (PT GGP) Terbanggi Besar, Lampung Tengah, menerima kunjungan kerja dari Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Deputi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia bidang Agribisnis Hortikultura, dan Delegasi Bank Mandiri Lampung Tengah dan Bandar Lampung, pada Rabu (22/11).

Staf Khusus Presiden RI, Arif Budimanta, dan Asisten Deputi Bidang Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Yuli Sri Wilanti, beserta rombongan, diterima oleh Direktur Corporate Affairs Great Giant Foods (GGF), Welly Soegiono, didampingi Corporate Affairs Lampung Subdiv Head Hendri Tanujaya di Gedung Training Center Great Giant Foods (GGF) Lampung. Kunjungan kerja Sekretariat Kabinet RI ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kontribusi positif Great Giant Pineapple terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, dalam mendukung perekonomian lokal serta memperkuat sinergi antara pemerintah dan sektor swasta.

“Pertama, kunjungan ini bersifat silaturahmi dan menjalin komunikasi antara pemerintah, stakeholder, dan juga PT GGP. Pemerintah berharap kedepan bisa melakukan lebih untuk mensupport program-program pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan PT GGP, khususnya pengembangan masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah,” kata Arif Budimanta. Dalam kesempatan tersebut, Welly Soegiono menjelaskan bahwa PT GGP sejak tahun 2017 telah memulai mengembangkan program Creating Shared Value (CSV) dengan masyarakat petani pisang Mas di Kabupaten Tanggamus. “Di Tanggamus, per hari ini yang ikut program CSV ada sekitar 1.000 petani dari 15 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanggamus dengan lahan seluas 450 hektar,” ujar Welly.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa program CSV PT GGP saat ini sudah menyebar di beberapa wilayah provinsi, antara lain Aceh, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali. Sebentar lagi kita juga akan masuk di wilayah Sumatera Utara. “Selain memberdayakan petani lokal juga mendekatkan kebun dengan pasar untuk menekan biaya transportasi. Sebelum ada program CSV di Jembrana Bali, PT GGP harus mengirim pisang dari Lampung. Sekarang kebutuhan pisang di Bali bisa dipenuhi dari sana saja,” tandasnya.

Permintaan pisang yang terus meningkat menjadi suatu tantangan, terutama ketika dihadapkan dengan keterbatasan lahan. PT GGP memahami bahwa solusi berkelanjutan tidak hanya dapat dicapai melalui upaya perusahaan semata, melainkan melibatkan secara aktif partisipasi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, perusahaan telah merintis program CSV sebagai bentuk komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.

Dengan pendekatan ini, PT GGP berusaha tidak hanya menjadi produsen pisang yang sukses tetapi juga agen perubahan positif di komunitas tempat operasionalnya. Program CSV yang dimulai sejak tahun 2017 dengan masyarakat petani pisang Mas di Kabupaten Tanggamus telah memberikan dampak positif yang signifikan. Saat ini, sekitar 1.000 petani dari 15 Kecamatan di Kabupaten Tanggamus, dengan luas lahan mencapai 450 hektar, aktif terlibat dalam program ini.

Dalam konteks pertanian, terutama tanaman hortikultura seperti pisang, kolaborasi pentahelix menjadi kunci keberhasilan. Selain membangun kemitraan dengan petani lokal, PT GGP juga telah menjalin kemitraan dalam bidang peternakan sapi Rakyat. Program ini, yang sudah berjalan sejak era tahun 80-an, telah berkembang maju di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, memberikan contoh nyata bagaimana perusahaan dapat berkontribusi dalam sektor yang lebih luas.

Dengan komitmen kuat terhadap creating shared value, PT GGP tidak hanya menjalankan operasional bisnisnya secara berkelanjutan tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Harapannya, model kemitraan ini dapat dijadikan inspirasi bagi perusahaan lainnya untuk mengadopsi praktik bisnis yang berfokus pada penciptaan nilai bersama dan pembangunan berkelanjutan.

Share

Barantin Lakukan Kunjungan Kerja di PT GGP

Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat Manaor Panggabean, melakukan kunjungan kerja di PT Great Giant Pineapple (PT GGP) Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Ini menjadi kehormatan bagi PT GGP sebagai perusahaan produsen produk olahan nanas kaleng nomor 1 di dunia yang dikunjungi oleh Sahat sejak dilantik oleh Presiden RI pada 14.

September 2023. Sahat secara langsung melakukan pemeriksaan fasilitas dan sistem yang telah diterapkan Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung yang ada di PT GGP. “Saya melihat langsung proses layanan yang sudah berjalan, optimis ke depan karantina menjadi solid, memberikan layanan terbaik bagi masyarakat serta menjaga integritas dalam bekerja,” ucapnya.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung, Donni Muksydayan, turut mendampingi Barantin saat meninjau fasilitas karantina yang ada di PT GGP dan melihat langsung kegiatan Packing House Banana serta proses pengolahan nanas kaleng di Cannery Factory. Rombongan kunjungan Kepala Badan Karantina Indonesia diterima oleh Director of Corporate Affairs Great Giant Foods (GGF), Welly Soegiono, didampingi Corporate Affairs Lampung Subdiv Head Hendri Tanujaya di Gedung Training Center Great Giant Foods (GGF) Lampung, pada Kamis (9/11).

“Kunjungan hari ini, kami ingin melihat kegiatan Karantina di PT GGP, memastikan semua flow yang ada di sini diikuti oleh teman-teman di Karantina. Memastikan kalau negara-negara yang kita kirim produk syarat-syaratnya bisa terpenuhi. “Saya melihat semua sistem yang ada sudah bagus, kerjasama dengan karantina komunikasinya bagus. Saya memberikan apresiasi karena PT GGP juga melibatkan masyarakat melalui program Creating Shared Value (CSV). Bagaimana pun masyarakat harus disejahterakan melalui pembinaan pembinaan dan saya meminta ke depan semakin banyak masyarakat yang dibina oleh perusahaan dan teman-teman di karantina,” ucap Sahat.

Dalam sambutannya, Welly Soegiono menyambut senang kehadiran langsung Kepala Badan Karantina dan jajaran. Dengan demikian, bisa melihat langsung bahwa selama ini PT GGP telah bekerja sesuai prosedur, sesuai dengan semua sertifikasi, sesuai dengan hazard certification. Dimulai dengan quality sehingga wajar bisa sampai di tingkat dunia. Di sisi lain, Sahat mengharapkan masyarakat perlu dibantu, apalagi bisa membantu untuk akses marketnya. Hanya itu mungkin yang penting di masyarakat, karena kalau marketnya ada, masyarakat akan mudah untuk diajak di bisnis ini.

Tentunya bagaimana masyarakat itu cepat sejahtera dengan aktivitas program CSV yang dilakukan oleh PT GGP. Itulah harapan-harapan kami dan saya kira program ini sangat bagus dan minta teman-teman karantina bisa mencontoh ini dan menyampaikan atau menduplikasikan di tempat-tempat lain. Konsep yang bagus bukan hanya segi produksinya yang zero waste dan sirkuler ekonomi, tetapi masyarakat juga dilibatkan. Jadi dua hal yang saya kira penting diperhatikan bukan hanya bicara perekonomian atau untuk bisnis saja tetapi masyarakat juga dibantu.

“Saya melihat dengan konsep ini, lapangan pekerjaan semakin banyak sampai puluhan ribu kebunnya. Selain membuka lapangan pekerjaan, juga membuka lahan lebih produktif. Satu model yang bisa diterapkan di tempat lain supaya Indonesia bisa lebih cepat maju, saya juga melihat keterbukaan informasi di PT GGP sangat bagus. Sengaja saya mengikuti flow dari hulu sampai ke hilir, semua tahapan-tahapan dijelaskan dengan baik. Kalau orang ingin belajar, saya kira bisa langsung terbayang apa yang dia inginkan. Kalaupun mau dipublikasikan di tempat lain, akan lebih mudah karena setiap tahapantahapan diinformasikan dengan jelas. Saya kira keterbukaan informasi juga perlu terus digaungkan. Bahasanya di Indonesia ini harus ada yang menjadi contoh dan PT GGP bisa menjadi contoh bagi yang lain,” tutupnya.

Share

ITB Inisiasi Kerjasama dengan PT GGP

Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Sarjana Teknik Pangan, melakukan kunjungan industri di PT Great Giant Pineapple (PT GGP) dalam rangka membuka inisiasi kerjasama mitra industri dalam bidang pendidikan dan penelitian. Tamu kunjungan terdiri dari Ketua Program Studi Sarjana Teknik Pangan FTI ITB, Prof. Dr. Made Tri Ari Penia Kresnowati, ST, M. Sc, dan Dosen Prodi Teknik Pangan FTI ITB, Giovanni Arneldi Sumampouw, S.T., M.Sc. Mereka diterima oleh People Partner Area 1 Division Head PT GGP, Edhy Rumekso, didampingi Corporate Affairs Lampung Subdiv Head, Hendri Tanujaya, di Gedung Training Center Great Giant Foods (GGF) Lampung, pada Senin (6/11). “Kehadiran kami di PT GGP adalah dalam rangka membuka inisiasi kerjasama dalam kegiatan Program Kompetisi Kampus Merdeka, Program Studi Teknik Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung,” kata Made Tri Ari Penia Kresnowati. Lebih lanjut, Kresnowati menjelaskan bahwa kegiatan inisiasi kerjasama yang didukung lewat program Kompetisi Kampus Merdeka hanyalah penggerak awal untuk inisiasi kerjasama dengan berbagai industri. Kerjasama antara program studi Teknik Pangan dengan industri pangan akan memberikan manfaat yang besar bagi mahasiswa, program studi, maupun perusahaan. “Penjalinan kerjasama dengan lebih banyak industri akan meningkatkan link and match serta networking antara dunia pendidikan dan dunia kerja,” terangnya.

Salah satu rencana pengembangan strategi program studi Teknik Pangan adalah link and match dengan dunia industri dan dunia kerja untuk senantiasa menyesuaikan diri dengan tuntutan masa depan yang berubah dengan cepat. Selain itu, menurutnya, mahasiswa pun diharapkan membangun kompetisinya melalui kegiatan di luar kampus, terutama di industri pangan. Hal ini dapat didorong melalui perluasan kemitraan untuk kerjasama riset, sharing teknologi, pengajaran, kurikulum, praktek, dan uji coba. “Melalui program ini, diharapkan terjadi peningkatan link and match antara dunia industri dan akademisi serta mahasiswa di kampus,” ujarnya.

Share

GGF dalam Seminar Nasional LPPM – the 6th ICMA-SURE 2023

Chief Executive Officer (CEO) Great Giant Foods (GGF) Tommy Wattimena menjadi salah satu pembicara pada kegiatan Seminar Nasional Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan the 6th International Conference on Multidisciplinary Approaches for Sustainable Rural Development (ICMA-SURE) 2023, yang berlangsung di Krishna Ballroom, Purwokerto, Selasa (17/10).
Acara bertemakan “Memajukan Kesehatan dan Pembangunan Berkelanjutan di Komunitas Pedesaan – Tantangan Saat Ini dan Peluang Masa Depan.” Tommy Wattimena, selaku CEO GGF, memberikan gambaran menyeluruh tentang penguatan kerjasama antara dunia industri dan pendidikan untuk optimalisasi sumber daya alam berprospek ekspor bagi Indonesia maju.

“Baru-baru ini, saya mengikuti pameran makanan terbesar di dunia di Anuga Koln, Jerman. Saya ingin menyampaikan beberapa tren di industri makanan dan minuman yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian dan sebagainya. Pada tahun lalu, nilai pasar global makanan dan sayuran diproses mencapai sekitar 320 miliar dolar AS, dan diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,5% setiap tahunnya. Jika kita membagi laju pertumbuhan tahunan pasar proses makanan menjadi tiga, proses makanan itu sendiri, peralatan proses, dan di kawasan Asia Pasifik, pertumbuhannya sekitar 6%, jauh lebih cepat dibandingkan dengan wilayah global lainnya.”

Tommy menekankan bahwa Indonesia, yang berada di garis Khatulistiwa dan memiliki kekayaan luar biasa, memiliki potensi besar untuk masa depan. Namun, ia juga menyoroti permasalahan yang perlu diatasi di Indonesia, khususnya masalah food loss dan food waste yang menjadikan Indonesia sebagai negara kedua terbesar di dunia setelah Arab Saudi.

Selain itu Tommy juga menyampaikan, Indonesia menempati peringkat ketiga di Asia Tenggara dalam Global Hunger Index, dan juga memiliki masalah stunting. Rakyat belum menikmati asupan nutrisi dan gizi yang cukup karena hasil pertanian dan produksi makanan tidak sampai ke tangan konsumen. “Peran perusahaan seperti Great Giant Foods adalah memastikan bahwa kita membangun rantai pasokan distribusi dan investasi dalam infrastruktur untuk memastikan bahwa makanan yang dihasilkan oleh petani sampai ke konsumen dengan harga yang wajar.”

“Great Giant Foods berkomitmen untuk memberikan nutrisi secara lokal dan internasional dan memastikan bahwa bisnis yang kami lakukan berkontribusi positif pada lingkungan dan masyarakat. Kami yakin bahwa GGF sedang menuju arah yang benar dengan memperhatikan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan menjadi warisan abadi bagi generasi mendatang,” tandasnya.

Share

Kerjasama PT GGL dan ITERA

Tim Mahasiswa Wirausaha Greenana Silage dari Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Sumatera (ITERA) di Bandar Lampung telah mengembangkan inovasi berkelanjutan dengan menciptakan silase atau pakan hijauan ternak yang diawetkan menggunakan limbah kulit pisang.

Dalam rangka pengembangan inovasi ini, tim mahasiswa yang dipandu oleh Deviany, Dosen Prodi Teknik Kimia Itera, melakukan kunjungan dan membahas kerjasama dengan PT Great Giant Livestock (PT GGL) di Lampung Tengah. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memulai kerjasama dalam produksi silase dari limbah kulit pisang untuk tujuan komersial. Pengembangan inovasi ini telah berhasil mendapatkan pendanaan dari Program Pembinaan Wirausaha Mahasiswa (P2MW) pada tahun 2023. Deviany menyampaikan bahwa silase dari limbah kulit pisang merupakan solusi inovatif yang memiliki potensi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian sambil mengurangi dampak lingkungan. Proses pembuatannya menggunakan teknik fermentasi anaerobik, menjadikan silase sebagai strategi efektif untuk mengawetkan pakan ternak dan meningkatkan nutrisinya.

Sebagai bagian dari bisnis unit Great Giant Foods (GGF), PT GGL telah berhasil menciptakan produk serupa dengan memanfaatkan limbah kulit nanas. Tim wirausaha Greenana Silage, yang terdiri dari lima mahasiswa di bawah bimbingan Deviany, berkomitmen untuk mengembangkan produk yang dapat membantu peternak dan memberikan kontribusi positif pada ekonomi lokal. Proyek inovatif ini bermula dari tugas di luaran mata kuliah mikrobiologi industri di Teknik Kimia Itera Bandar Lampung, dengan mempertimbangkan potensi limbah kulit pisang di Lampung. Tim menggunakan pengetahuan dasar tentang fermentasi untuk merancang proyek ini guna mengolah limbah kulit pisang menjadi produk silase yang memiliki nilai ekonomis.

Kunjungan ke PT GGL menjadi langkah awal dalam mewujudkan ide tersebut. Tim mendapatkan wawasan mendalam tentang teknik produksi silase dan juga berdiskusi langsung dengan tim ahli yang dipimpin oleh Surya Retnaningrum, Kepala Departemen Feedmill, Research, and QC. Gregorius Aris Tjahja, Kepala Sub Departemen External Relation Great Giant Foods (GGF), menyambut baik kerja sama ini dan berharap produk silase dari limbah kulit pisang bisa sukses dipasarkan secara lokal.

Share

Pemkab Barito Lakukan Studi Banding Budidaya Nanas PT GGP

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Agus In’yulius, mewakili Penjabat Bupati Barito Selatan (Barsel), Deddy Winarwan, bersama sektor leading dari Pemkab Barito Selatan melakukan kunjungan kerja di PT Great Giant Pineapple (PT GGP) Terbanggi Besar, Lampung Tengah, pada Kamis (12/10).

Tamu kunjungan diterima hangat oleh Corporate Affairs Lampung Subdiv Head, Hendri Tanujaya, dan Processed Pine Factory Division Head, Halim Sunarto Jaya, di Dining Room Training Center Great Giant Foods (GGF). Deddy Winarwan, melalui pesan tertulis yang disampaikan Agus In’yulius, menyatakan bahwa kunjungan kerja di PT GGP adalah bentuk sinergitas pemerintah dengan masyarakat. Kunjungan tersebut dilakukan bukan hanya untuk menyerap aspirasi masyarakat, tetapi juga untuk mempelajari dan mendiskusikan konsep pengelolaan budidaya tanaman nanas dan upaya yang telah dilakukan, termasuk beberapa inovasi dalam pengembangan potensi daerah, khususnya dalam pengolahan produk yang berbahan nanas serta buah-buahan lainnya.

Agus menyampaikan terima kasih atas sambutan yang diberikan oleh manajemen PT GGP yang telah bersedia menerima kunjungan Pemkab Barsel beserta rombongan. Pihaknya juga berencana untuk berkunjung ke beberapa UMKM yang mengolah produk berbahan nanas sebagai bagian dari program Kaji Tiru dalam pengembangan wawasan para UMKM Barsel dengan melihat langsung dari proses sampai hasil serta pemasarannya.

Hendri Tanujaya menekankan bahwa setelah melakukan bincang-bincang dengan Pemkab Barito Selatan, sebenarnya untuk melakukannya sebetulnya gampang-gampang sulit. Menurutnya, yang terpenting adalah melihat terlebih dahulu potensi apa yang ada di sana agar produk yang dihasilkan tidak sia-sia. “Untuk investasi dan hal lainnya, perusahaan tentunya juga memiliki perencanaan internal. Banyak hal yang harus dilihat, seperti wilayah, budaya, dan kearifan lokalnya, agar semuanya bisa berjalan. Jika hanya salah satu yang dijalankan, hasilnya mungkin tidak sesuai dengan yang diharapkan,” kata Hendri Tanujaya.

Share