2023 Mei

PT GGP Lakukan Pelatihan K3 Penanggulangan Kebakaran Kelas D

PT Great Giant Pineapple (PT GGP), Terbanggi Besar, Lampung Tengah, laksanakan training pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Penanggulangan Kebakaran Kelas D.

Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan selama tiga hari di Gedung Training Center Great Giant Foods (GGF) dengan narasumber diantaranya I Ketut Aryadi, Adhi Pramono, dan Agus Wahyudi dari Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung, Senin-Rabu (8-10/4).
Pelatihan Bersertifikasi Petugas Peran Kebakaran ini ditujukan bagi petugas yang ditunjuk dan diserahi tugas tambahan untuk mengidentifikasi sumber-sumber bahaya dan melaksanakan upayaupaya penanggulangan kebakaran dan satuan tugas khusus yang mempunyai tugas fungsional di bidang penanggulangan kebakaran di wilyah kerja perusahaan.

“Mengikuti pelatihan bersertifikasi Petugas Peran Kebakaran merupakan langkah proaktif untuk mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran di tempat kerja” terang Ignatius Adhi Pranowo selaku narasumber dari Disnaker Lampung.

Lebih lanjut Adhi Pramono menegaskan bahwa untuk bisa menjadi personel Damkar kelas D, tenaga kerja harus terlebih dahulu mengikuti program pelatihan Damkar kelas D dimana nantinya tenaga yang bersangkutan akan memiliki sertifikasi Petugas Penaggulangan Kebakaran dari Kemenaker RI.

Pelatihan K3 Kebakaran kelas D bertujuan untuk mempersiapkan personel di tempat kerja dalam menanggulangi terjadinya kebakaran dengan sekala yang belum besar. Pelatihan Damkar kelas D berisi teori dan praktik sehingga nantinya peserta pelatihan dapat dengan lebih mudah memahami secara teori maupun teknis.

Materi di hari pertama pelatihan diantaranya, Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Dasar-dasar K3 dan Identifikasi Bahaya, Norma K3 Penanggulangan Kebakaran, dan prosedur Keadaan Darurat kebakaran.

Di hari kedua masuk pada materi teknik meliputi, Teori Api dan Anatomi Kebakaran, Sistem Proteksi Kebakaran, Manajemen Penanggulangan Kebakaran, dan Prosedur Keadaan Darurat Kebakaran.

Hari ketiga peserta pelatihan mengikuti ujian tulis dan online di Teman K3 melalui zoom meeting dan test kompetensi Kelas D dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Kegiatan diakhiri dengan praktek pemadaman kebakaran dengan fire blanket dan APAR.

Share

OJK Kunjungi GGP Terkait Rencana Peluncuran Bursa Karbon

Direktur Pengawasan Aset Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lufaldy Ernanda beserta jajaran melakukan kunjungan kerja di PT Great Giant Pineapple (GGP) Terbanggibesar, Lampung Tengah, Selasa (23/5).

Pada kunjungan tersebut, Lufaldy, mengatakan saat ini Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) tentang bursa karbon sedang dipersiapkan dan semoga bisa dirilis September 2023 sehingga bursa karbon bisa ‘Go Live’ akhir tahun ini.

“Hari ini kita bertukar pikiran dengan perusahaan swasta kemungkinan potensi berkontribusi terhadap strategi nasional dalam menurunkan emisi secara nasional. Kami melihat Great Giant Pineapple adalah salah satu perusahaan yang progresnya sangat bagus dalam penurunan emisi,” kata Lufaldy.

Melihat potensinya, GGP dalam menurunkan emisi kedepan bisa menjadi salah satu pionir di perusahaan-perusahaan yang sifatnya agrikultur di bursa karbon nasional, sambungnya.

“Secara sistem sama seperti bursa karbon lainnya, GPP bisa mendaftarkan perusahaannya nanti apakah memposisikan sebagai buyer atau seller tergantung dari hasil penilaian teman-teman GGP,” ujarnya.

Lufaldy memaparkan, misal emisinya mau seperti apa, skemanya nanti didaftarkan. Kalau ada potensi-potensi project penurunan emisi yang nantinya bisa didaftarkan sebagai Sertifikat Pengurangan Emisi GRK (SPEGRK) berarti posisinya jadi seller tapi kalau nanti mau menuju net zero mulai dicicil dari sekarang berarti memposisinkan sebagai buyer.

Tamu OJK beserta rombongan diterima hangat oleh Sn. Manager Sustainability Great Giant Foods Lampung Arief Fatullah didampingi Sustainaible Farming and Climate GGF Julius Sugarjanto di rungan VIP Gedung Training Center.

Pada kesempatan tersebut, keduabelah pihak saling memberikan pemaparan terkait proses yang sedang dilakukan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

Bursa karbon sedang dipersiapkan untuk meluncur tak lama lagi. Berbagai infrastruktur regulasi saat ini sedang dibahas sehingga bursa karbon bisa menjadi pasar sekunder untuk perdagangan sertifikat karbon. Dalam prosesnya, penting bagi pemerintah untuk mendengar dan menerima masukan dari publik agar bursa karbon bisa mendukung aksi pengendalian perubahan iklim Indonesia, tutur Lufaldy.

Lufaldy, menjelaskan perdagangan karbon saat ini menjadi isu yang menarik perhatian bagi semua pihak, termasuk investor di dalam dan luar negeri. Pemerintah, katanya, saat ini sedang melengkapi regulasi untuk mengoperasionalisasikan perdagangan karbon.

Perdagangan karbon dipayungi Peraturan Presiden (Perpres) No 98 tahun 2021 tentang penyelenggaraan nilai ekonomi karbon dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 21 tahun 2022 tentang Tata Laksana Penerapan Nilai Ekonomi Karbon.
Berdasarkan ketentuan tersebut, bursa karbon adalah bursa efek. Pengawasan dan pengaturan bursa karbon akan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti sudah diatur pada Undang-undang No 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.

Pokok-pokok pengaturan bursa karbon dalam RPOJK yang dipersiapkan. Diantaranya tentang definisi Sertifikat Pengurangan Emisi GRK (SPEGRK) dan Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi bagi Pelaku Usaha (PTBAE-PU). Selain itu juga akan diatur kegiatan usaha, permodalan, dan penyelenggara bursa karbon yang mencakup jenis kegiatan dan produk yang diperdagangkan, tutup Lufaldy.

Share

Potensi Biogas Plant GGF dalam mengurang Emisi Gas Rumah Kaca

Ada beberapa hal yang perlu dipahami dan ketahui terkait Green House Gases (GHG) atau Emisi Gas Rumah Kaca. Dalam kontek emisi gas rumah kaca, yang menjadi perhatian terutama pembakaran yang berasal dari bahan bakar yang bersumber dari fosil.
Pada prinsipnya, efek rumah kaca sama dengan kondisi yang terjadi pada rumah kaca, dimana panas matahari terjebak di atmosfer bumi dan menyebabkan suhu bumi menjadi hangat. Gas-gas di atmosfer yang dapat menangkap panas matahari disebut gas rumah kaca. Yang termasuk gas rumah kaca yang ada di atmosfer antara lain adalah karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), dan metana (CH4).

Sustainaible Farming and Climate GGF Julius Sugarjanto, menerangkan bahwasanya perusahaan sudah sejak lama konsen terhadap issue gas rumah kaca.

Menurutnya, efek rumah kaca sejatinya dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi, supaya perbedaan suhu antara siang dan malam tidak terlalu besar. Namun efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan global dimana suhu di bumi akan naik secara signifikan.

“Tentunya ini akan menjadi serius jika penduduk bumi tidak peduli akan hal ini,” kata Julius.
Berkembangnya industri pertanian Agroindustri dimana kalau bicara industri poertanian tidak hanya bicara pabrik. Tetapi untuk mendapatkan bahan bakunya itu pasti dari perkebunan atau pertanian. Di dalam perkebunan salah satu yang menjadi variabel untuk produksi adalah pupuk. Pupuk macam-macam ada N, P, K, termasuk pupuk yang mikronutrian yang diperlukan oleh tanaman produski didalam industri pertanian.

Gas metana (CH4) sumber utamanya adalah dari pembusukan bahan organis yang sifatnya anaerob pasti akan membentuk yang namanya gas Metana ini menjadi konsen utama GGF. Sekarang beda dengan jaman abad pertengahan atau sebelumnya dimana industri pertanian tidak semasif sekarang. Dengan berkembangnya industri pertanian itu salah satu impect nya adalah terbentuknya limbah-limbah organik.

“Limbah organik ini kalau mengalami proses perombakan atau pembusukan apalagi kalau perosesnya secara anaerobik itu akan mengemisikan yang namanya gas metana. Gas Metan potensi untuk menyebabkan pemanasan global 28 kali dibandingkan CO2,” jelasnya lebih lanjut.

Nah dalam kontek emisi gas rumah kaca yang menjadi perhatian utama dalah penggunaan pupuk N, karena dalam proses penguraiannya ada potensi untuk diemisikan dalam bentuk N2O ini salah satu gas rumah kaca juga, lanjutnya.

“Tiga yang harus kita kendalikan, yang paling utama Carbon Dioksida, Gas Metana, dan Gas Nitrogen Dioksida. ini yag menjadi konsen kita, diluar itu ada tetapi kecil,” tandas Julius.

Gas metana potensi ‘jahatnya’, kenapa kita perlu konsen ke emisi gas rumah kaca, pada dasarnya kalau bicara karbon dioksida secara alamiah sebenarnya alam ini ada proses terbentuknya CO2 melalui yang namanya respirasi dari makhluk hidup salah satunya termasuk dekomposisi bahan-bahan organik secara alamiah selalu ada terbentuknya gas rumah kaca yang namanya CO2.

CO2 yang secara kondisi alamiah membantu manusia untuk melindungi dari paparan sinar ultra violet tetapi karena kegitan manusia yang masif dari industri sejak jaman refolusi industri termasuk di dalamnyua industri pertanian termasuk perkembangan di dunia transportasi yang nota bene menggunakan bahan bakar fosil.

Karena bisnis kita pernaian dimana ada kebun dan pabrik. Kebun menggunakan pupuk Nitrogen kemudian aktivitas di kebun maupun di pabrik membutuhkan energi yang kebanyak masih berasal dari energi fosil sehingga kita perlu konsen untuk mengurangi. Departemen Sustainability lebih memberikan kesadaran. Mungkin ada project yang ditangani dalam rangka berkontribusi untuk menurunkan gas rumah kaca, tetapi pada dasarnya tanggungjawab atau kewajiban untuk menurukan emisi gas rumah kaca secara corporate tidak hanya di sustainability tetapi semua departemen.

Membangun Biogas Plant salah satu tujuannya tidak hanya mendapatkan biogas sebagai sumber energi tetapi juga menurunkan emisi. Dengan adanya Biogas Plant menjadi bukti dan sudah terbukti mampu menurukan emisi gas rumah kaca kita dibandingkan sebelum dibangun Biogas Plant.

Share

GGF dan UGM Gelar Seminar Karir

Great Giant Foods (GGF) Lampung dan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Seminar Karir kepada mahasiswa dan lulusan baru. UGM berkomitmen dalam menyiapkan lulusannya agar mampu bersaing di dunia kerja.

Seminar Karir dilaksanakan secara webinar berajuk Is Management Trainee the Right Way to Begin Your Career Journey, Senin (17/4/23), dengan menghadirkan dua nara sumber jebolan Universitas Gajah Mada yang telah memiliki posisi karir di GGF, yakni, Daisy Metria selaku People Partner Agri and Recruitment Departemen Head dan Muhamat Fitra Adi sedang mengikuti program LEAP GGF Shopper Marketing Agri Bisnis lulusan Fakultas Pertanian.

Acara ini merupakan proyek kerjasama antara GGF dan UGM yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa sarjana dan lulusan baru tentang bagaimana memulai perjalanan karir mereka melalui program management trainee.

Webinar yang dimoderatori oleh Adinda Raisa, juga memberikan pengetahuan praktis dalam menulis dan menyiapkan surat lamaran serta pengetahuan praktis dalam menghadapi wawancara (interview). Dalam seminar juga diberikan wawasan tentang peluang kerja dan pentingnya softskill dalam menghadapi dunia kerja.

“Apakah management trainee adalah pilihan yang tepat untuk memulai perjalanan karir Anda?,” demikian pertanyaan yang dilontarkan moderator Adinda saat membuka jalannya kegiatan seminar.

Sebelum menyampaikan materinya, Daisy selaku narasumber menjelaskan sekilas tentang bagaimana GGF menjalankan bisnisnya yang dilakukan secara terintegrasi dari satu bisnis ke bisnis unit lainnya.

“GGF sendiri memliki anak perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan (Nanas, Pisang, Jambu Kristal, red), produksi Tepung Tapioka, penggemukan sapi, susu segar Hometown, dan Bromelain Enzyme,” kata Daisy.

Lalu bagaimana dengan karier journey di GGF? Daisy menjelaskan bahwa kondisi saat ini sedang terjadi perang talent dimana semua perusahaan saling tarik menarik butuh talent yang bagus. Sementara untuk mendapatkan kebutuhan ini terbatas karena harus disesuaikan dengan persyaratan seseorang bisa diterima.

GGF ada Training Development yang sudah punya kurikulum untuk programa leadership program, technical program untuk pengembangan pekerjanya. Jadi perusahaan bisa mengambil talentnya dari internal sesuai kebutuhan yang pengembangnya melalui promosi, lanjutnya.

Lebih lanjut Daisy, menjelaskan karier adalah tahapan pengembangan atau pengalaman kerja seseorang selama bekerja. Jadi tidak bisa datang-datang bertanya kariernya bagaimana kalau belum ada pengalaman kerjanya.

“Anak-anak sekarang ingin tau dulu bagaimana karirnya sementara perusahaan juga akan melihat seperti apa pengalaman kerja dan kemampuannya,” ujar Daisy.

Karier sendiri merupakan rangkain posisi tugas dan kesempatan yang dimiliki seseorang selama bekerja dalam bentuk kompetensi yang menggabungkan keterampilan, pengetahuan, pengalaman dan ini diwujudkan dengan prilaku.

“Kalau tidak bisa diwujudkan dengan bentuk prilaku itu bukan kompetensi,” tandas Daisy
Pencari kerja juga harus tahu passion-nya dimana? Sebagai contoh pertanian atau perkebunan tentunya adanya di desa, jangan dibawa dengan kehidupan di kota. Harus bisa beradaptasi dengan dunia kerjanya.

“Tidak mungkin perusahaan yang beradaptasi dengan mencari kerja tetapi sebaliknya mencari kerjalah yang harus beradaptasi dengan lingkungan kerja yang paling penting bagi pencari kerja adalah harus beradaptasi dengan dunia kerjanya maka harus tahu dulu dimana passion-nya,” tutup Daisy

Share

PT UJA Resmikan Kantor Baru

PT Umas Jaya Agrotama (UJA), Terbanggibesar, Lampung Tengah, setelah hampir 40 tahun beroperasional di produksi tepung Tapioka, unit bisnis tertua di bawah Great Giant Foods (GGF) kini memiliki kantor baru.

Peresmian gedung baru yang akan digunakan sebagai kantor administrasi dan ruang kerja staf, kepala bagian, hingga level manajer ditandai dengan pengguntingan pita oleh CEO Protein and Plant Based Business Josep Lay, Selasa (4/4).

Prosesi pengguntingan pita juga disaksikan dan didampingi oleh Plant Base Production Head Adas Widiasmoro, UJA Production Head Ammar Viko Wicaksono, QA Plant Base Plant Head Sadono, dan segenap karyawan.

Josep Lay dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya atas selesainya gedung baru ini. Hari ini adalah hari yang paling bahagia. Sudah terlalu lama UJA tidak memiliki fasilitas kantor yang seperti ini. Mari kita sama-sama manfaatkan dan menjaga gedung baru ini dengan baik.

Ditambahkan, gedung baru ini memiliki fasilitas ruang kerja dan ruang meeting yang jauh lebih baik dari kantor sebelumnya yang sudah tidak layak. Selain bising suara mesin dan beresiko karena berada dan menjadi satu dengan area produksi.

“Optimalkanlah gedung ini sebaik mungkin sehingga Kinerja kita menjadi semakin baik untuk menuju target produksi meningkat di tahun berikutnya” ujar Josep.

Share

Kickoff LOB Corn and Rice Prototyping Project 2023-2024

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jekvy Hendra, hadiri acara Kickoff LOB Corn and Rice Prototyping Project 2023-2024, yang dilaksanakan di Gedung Training Center Great Giant Foods (GGF), Terbanggibesar, Rabu (8/3)
Kickoff LOB program pengembangan demplot tanaman Jagung dan Padi secara resmi dibuka CEO Protein and Plant Based Business GGF Josep Lay ditandai dengan pemukulan Gong, didampingi Technical Advisor for Plantation and R&D Fauzan, LOB & Compost Production Head Pardi Tanojo, Plant Based Production Head Adas Widiasmoro, dan Compost Department Head Remy.

Acara juga dihadiri para kelompok tani dari tiga kabupaten, Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan yang akan terlibat dalam project demplot tanaman Padi dan Jagung.

Pada kesempatan tersebut, dihadapan peserta peluncuran program demplot, Josep Lay, menjelaskan bahwasanya LOB sudah diproduksi kurang lebih hampir 12 tahun dan ini sudah berhasil diaplikasikan di kebun internal perusahaan untuk komoditas tanaman nanas serta komoditi lainnya seperti pisang, Jambu dan tanaman Singkong.

Misi dari pendiri perusahaan adalah bagaimana perkebunan nanas sebagai bisnis utama bisa mencapai produktivitas kebun yang prima. Sampai dengan saat ini semua bisa direalisasikan oleh perusahaan dengan lahirnya LOB.

“Harapannya yang baik ini juga bisa dirasakan petani untuk mendapatkan hasil pertanian yang lebih baik. Dengan mengaplikasikan LOB tentunya tanaman lebih sehat dan yang lebih penting adalah bisa memberikan nilai tambah keuntungan bagi petani,” kata Josep Lay.

Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa LOB sengaja memilih Lampung sebagai prototyping Demplot harapannya bisa diperbanyak dan diperluas setelah melakukan pengkajian khususnya di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan.
Ternyata pemakaian pupuk kimia di tiga kabupaten ini hampir mencapai Rp 6 triliun. Ini luar biasa dan sebagian pupuk masih impor. LOB bukan ingin ‘menghilangkan’ pupuk kimia, tapi kami hanya berupaya mengurangi pemakaian kimia agar tanah lebih sehat, ujarnya.

“Perjalan masih panjang, apalagi berbicara tanaman bukan sekedar menghitung hari. Kami ingin demplot ini sampai tiga sesi musim supaya terbukti dan ada kepercayaan karena petani butuh bukti nyata di lapangan,” tutup Josep Lay.

Kami benar-benar berusaha memberikan produk LOB yang sangat terkontrol kualitasnya sehingga ketika LOB sampai ke tangan konsumen benar-benar sesuai aplikasinya dan memberikan hasil yang selalu lebih baik, sambung Adas Widiasmoro.

“Produksi LOB benar-benar dikontrol secara ketat kualitasnya. Berharap apa yang sudah dirasakan di internal perusahaan juga bisa dirasakan petani sehingga bisa tumbuh dan berkembang bersama agar lahan pertanian juga diuntungkan karena diperbaiki kesuburan tanahnya,” ucap Adas.

Apa yang disaksikan hari ini di Great Giant Pineapple jauh berbeda dengan kondisi 22 tahun lalu. Perubahannya cukup banyak dan yang paling utama perubahan itu tidak berubah dengan sendirinya tetapi dilakukan penataan lahan dengan konsentrasi yang sangat mendasar, cerita Jekvy Hendra yang sudah mengenal PT GGP sejak masih menjadi mahasiswa.

Share

Jajaki Kerja Sama, Indosat Oordoo Hutchison Kunjungi GGF

Tim manajemen Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melakukan penjajakan kerja sama dengan Great Giant Foods (GGF) Lampung. Kunjungan silaturahmi tim Indosat Ooredoo Hutchison dipimpin SVP – Head of B2B Regional Enterprise Account Sonata Suratman.
Turut hadir tim IOH lainnya, yaitu Vice President West Regional Mora Iskandar Siregar, Vice President Produk dan Marketing Yudi Hadi Wibowo beserta para jajaran.

Rombongan IOH diterima oleh Corporate Affair Lampung Subdiv Head Hendri Tanujaya, Manager IT Sunaryo beserta tim Corporate Communication di Gedung Training Center GGF, Rabu (5/4/23).

Dalam kesempatan tersebut, Hendri Tanujaya, menceritakan secara singkat perjalanan berdirinya perusahaan pengalengan nanas yang saat ini menjadi perusahaan dengan kebun dan pabrik terintegrasi terbesar di dunia, hingga berkembang pada bisnis lain seperti penggemukan sapi, dan bromelain enzyme kepada jajaran tim manajemen IOH.

“Bisnis penggemukan sapi ada karena sebagai solusi pemecahan masalah limbah kulit nanas yang jumlahnya tidak sedikit. Produksi nanas bisa sampai 3.000 ton per,” kata Hendri.

Didampingi Sunaryo, Hendri juga berdiskusi seputar kemajuan teknologi saat ini, yang hampir semua perusahaan menggunakan fasilitas jaringan teknologi. Program digitalisasi pertanian juga sudah sebagian diterapkan di usaha perkebunan. Pemanfaatan kecanggihan teknologi Drone juga membantu para peneliti di perusahaan untuk melakukan kajian serta monitoring perawatan tanaman di kebun.

Sementara Sonata Suratman, menyampaikan kemajuan teknologi tidak hanya harus diikuti, akan tetapi perlu diantisipasi. Hal inilah yang saat ini dibutuhkan perusahaan. Mengantisipasi kemajuan teknologi dengan merancang teknologi masa depan yang dibutuhkan.

Sonata juga menyampaikan beberapa rencana kolaborasi program antara IOH dan GGF mengingat pentingnya kemampuan teknologi bagi perusahaan untuk menghadapi transformasi digital.

“Manufaktur digital berkembang pesat di era di mana menyelesaikan lebih banyak dalam waktu lebih singkat, menghasilkan solusi inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi ,” terang Sonata.

Ditambahkan, gedung baru ini memiliki fasilitas ruang kerja dan ruang meeting yang jauh lebih baik dari kantor sebelumnya yang sudah tidak layak. Selain bising suara mesin dan beresiko karena berada dan menjadi satu dengan area produksi.

Share