2021 Maret

GGF Berpartisipasi Dalam Foodex Japan 2021

Great Giant Foods (GGF) berpartisipasi di ajang Foodex Japan 2021 yang diadakan di Makuhari Messe di Prefektur Chiba dari tanggal 9 hingga 12 Maret 2021. Foodex Japan adalah pameran makanan dan minuman terkemuka di Jepang yang memiliki sejarah lebih dari 45 tahun, dengan peserta pameran lebih dari 90 negara. Meski berlokasi di Jepang, baik peserta maupun pembeli memiliki kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya sepanjang pameran tersebut secara langsung dan daring.

Penyelenggara Foodex Japan menganggap penting untuk membuat jaringan dengan calon pembeli, pertama melalui pertemuan daring dan kemudian melanjutkan ke bisnis selanjutnya. Dengan menggabungkan kedua metode tersebut, baik peserta pameran maupun pembeli memiliki lebih banyak peluang pertemuan bisnis terlepas dari waktu dan tempat.

Atase Pertanian Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo Sri Nuryanti mengatakan “Food Expo Japan (Foodex) 2021 adalah salah satu pameran makanan dan minuman internasional terbesar di dunia yang diikuti oleh peserta dari berbagai benua. Meskipun pandemi COVID-19 tengah berlangsung, Indonesia bersama 32 negara dari Benua Eropa, 5 negara dari kawasan Timur Tengah, 15 negara dari Benua Afrika, 19 negara dari Benua Asia dan Australia, serta 19 negara dari Benua Amerika berpartisipasi dalam Foodex 2021 secara hybrid ini.”

Seluruh peserta diwakili oleh perusahaan importir yang ada di Jepang. Diharapkan dengan mengikutsertakan produk makanan dan minuman dalam Foodex 2021, maka perusahaan semakin
dikenal, luas pasarnya, dan memperkenalkan produk baru dengan mempromosikan contoh produk di Paviliun Indonesia.

“Melalui Great Giant Foods, PT Great Giant Pineapple hadir dengan buah nanas dan pisang segar dengan merek Oriji serta produk olahan nanas kaleng dan buah-buahan dalam kaleng” tutur Sri Nuryanti yang kerap disapa Ibu Inung.

Sementara itu, Managing Director Sales and Marketing GGF Josep Lay mengatakan “GGF mengucapkan banyak terima kasih karena sudah diberi kesempatan oleh pihak terkait untuk bisa mengikuti pameran ini. PT Great Giant Pineapple (PT GGP) sendiri sudah berkecimpung lama di ekspor nanas kaleng dan
saat ini produk kaleng nanas kami menguasai pangsa pasar jepang hingga 23%. Sedangkan untuk produk buah segar, kita sudah mulai ekspor ke Jepang sejak tahun 2015. Harapan kami, selanjutnya produk-produk PT GGP bisa berkontribusi membawa devisa bagi Indonesia”.

Partisipasi Indonesia pada pameran ini merupakan kolaborasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo dan Kementerian Perdagangan RI, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian RI, Bank Indonesia Tokyo, Indonesia Trade Promotion Center Osaka, dan ASEAN Japan Centre dalam memperluas eksistensi dan peningkatan ekspor Indonesia.

Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi saat membuka Paviliun Indonesia mengatakan, melalui pameran Foodex 2021 ke-46 ini, diharapkan menjadi kesempatan untuk mengenalkan produk Indonesia secara lebih luas kepada para konsumen Jepang dan juga mancanegara sebagai alternatif sumber pasokan makanan dan minuman baru.

Share

GGF Volunteer Salurkan Dana Peduli Gempa Sulbar dan Banjir Kalsel

Great Giant Foods (GGF) Volunteer salurkan bantuan untuk korban Gempa Sulawesi Barat (Sulbar) dan Banjir Kalimantan Selatan (Kalsel). Bantuan diserahkan Ketua GGF Volunteer Nanda Dita Syahpradana kepada Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung Dian Eka Darma Wahyuni. Seremonial penyerahan bantuan GGF Volunteer sebesar Rp31 juta dari hasil donasi pekerja GGF tersebut dilaksanakan di Gedung Serba Guna (GSG) Kopkar Dwi Karya, Lempuyang Bandar pada Selasa 9 Maret 2021.

“GGF Volunteer sebagai wadah untuk menyalurkan minat sosial. Di mana penggalangan untuk korban bencana di Sulbar dan Kalsel dilakukan selama 2 minggu, Alhamdulillah hari ini sudah kami serahkan melalui ACT Cabang Lampung,” kata Nanda.

Dalam aksinya, Nanda mengajak seluruh karyawan untuk peduli dan berbagi terhadap korban terdampak bencana alam baik di dalam maupun di luar Provinsi Lampung. Kegiatan penggalangan dana untuk korban bencana alam bukan kali pertama namun sudah rutin. Terbentuknya GGF Volunteer merupakan hasil inisiasi beberapa Karyawan GGF sejak tahun 2018. Di mana GGF Volunteer merupakan sebuah komunitas yang membuat gerakan sosial di bawah perusahaan.

Dian Eka Darma Wahyuni mengatakan bahwa di tengah potensi bencana alam yang terus meningkat di Indonesia, gerakan kepedulian sangat penting untuk menyelesaikan permasalahan saat emergency, recovery dan pemulihan perekonomian. Saat ini relawan ACT masih terus bertahan di Sulbar dan Kalsel untuk membantu warga terdampak dengan berbagai program. Di masa recovery, ACT tak henti membangun infrastruktur yang rusak terkena dampak bencana. Bangunan yang menjadi prioritas adalah rumah, tempat ibadah, dan fasilitas umum.

Terima kasih kepada teman-teman di GGF yang telah bersedia berkolaborasi dengan ACT Lampung untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah bencana alam. Di tengah pandemi COVID-19 masih banyak hati yang terketuk untuk membantu saudaranya, tutup Dian.

Share

Kunjungan Rektor IPB di PT GGP Disambut Para Alumni

Rektor Intitut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi kunjungi PT Great Giant Pineapple (GGP) Terbanggi Besar, Lampung Tengah pada Jumat, 5 Maret 2021. Rektor IPB didampingi Wakil Rektor Bidang Inovasi Bisnis, Kepala Lembaga Kawasan Sain dan Teknologi Prof Dr. Erika Budiarti Laconi, Dekan Sekolah Vokasi Dr. Arief Daryanto, Direktur Kerjasama Himpunan Alumni IPB Dr. Syarifah Iis Aisyah, dan Asisten Rektor IPB Rici diterima hangat oleh segenap alumni IPB yang telah membangun berkarier di GGP.

Hadir bersama Rektor IPB dan rombongan diantaranya Managing Director of Production Wayan Ardana, Head of Corporate Affairs Welly Soegiono, Head of Processed Pineapple Plantation Imanudin, GOFF Plantation Division Head Supriyono Loekito, Sustainability Sub Div Head Arief Fatulah, PG 1 Sub Div Head Ichwan Karim, Quality Assurance Division Head Ketut Isatriyanto, Corporate Affairs Lampung Sub Div Head Hendri Tanujaya, ITN BU Head Kevin Rahardja, Cannery Sub-Division Head Zulfahmi, dan Packing House Plant 1 Dep Head Edwin Bahari.

Pada sambutannya, Arief Satria menyampaikan bahwa IPB sudah lama melakukan kerjasama dengan GGP dalam berbagai hal seperti analisis lahan, analisis lingkungan, dan proses produksi. “IPB akan perluas kerjasama dengan GGP. Prakteknya bisa saling belajar. Teknologi yang sudah sangat maju di GGP
bisa IPB adopsi sebagai masukan dan sebaliknya,” ujar Arief.

IPB mencoba untuk mengimplementasikan kerjasama ini dalam bentuk pendidikan karena IPB memiliki lahan yang perlu segera dimanfaatkan untuk kepentingan riset dan akademik. Selain itu, IPB juga memiliki program Beasiswa Utusan Daerah (BUD), dimana anak-anak karyawan GGP bisa kuliah di IPB dengan berbagai program sarjana. Dalam kunjungan sehari tersebut, rombongan berkesempatan melihat langsung proses pengalengan nanas di Cannery, proses panen nanas di Plantation Group 1, proses di Packing House Banana 14, dan melihat aktivitas breeding sapi PT Great Giant Livestock. Dengan kedatangan Rektor IPB di GGP, diharapkan dapat meningkatkan kerjasama yang sudah berjalan.

Share

Kemitraan Pisang Mas GGP Dikunjungi Dua Kementerian Republik Indonesia

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki serta Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan A. Djalil didampingi oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi meninjau pola kemitraan PT Great Giant Pineapple (GGP) Terbanggi Besar, Lampung Tengah dengan Kelompok Petani Pisang Mas Kabupaten Tanggamus pada Minggu, 28 Februari 2021. Rombongan melihat langsung kebun budi daya tanaman Pisang Mas yang berada di Pekon Sumber Rejo dan Packing House 01 Kelompok Tani Arjuna Pekon Sailing yang dikelola Koperasi Tani Hijau Makmur.

Head of Corporate Affairs GGP Welly Sugiono mengatakan bahwa perusahaan sudah bermitra dengan petani pisang di Kabupaten Tanggamus sejak tahun 2017 hanya dengan 5 petani tetapi sekarang sudah mencapai 800 petani dengan lahan kemitraan seluas 400 hektar.

“GGP menerapkan konsep Create Shared Value (CSV) artinya kerjasama ini bukan bagi hasil tetapi bagi value (nilai). Apa nilai buat perusahaan dan nilai buat petani.” ujar Welly.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi juga mengapresiasi kerjasama petani dengan GGP yang sudah memiliki pangsa pasar luas. Gubernur mendukung dan berharap agar Pisang Mas dan produk pertanian lain bisa ditularkan di seluruh Lampung.

“GGP sudah ada teknologi dan pasar. Lampung potensi pertaniannya luar biasa, masih banyak lahan di Lampung, ada sekitar 35 juta ha saya kira pisang ini dapat dikembangkan merata di seluruh kabupaten di Lampung di masa mendatang,” pinta Arinal.

“Sistem kemitraan ini sangat bagus dan ini menjadi salah satu strategi kami dalam mendorong UMKM naik kelas. Kami juga mempunyai program kehutanan sosial bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) di mana setiap KK dapat mengelola lahan 2 ha selama 35 tahun dan membangun corporate farming,”ujar Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki .

“Kedatangan kami sengaja ingin melihat langsung budi daya Pisang Mas kualitas ekspor yang dihasilkan petani melalui kerjasama kemitraan dengan GGP. Ini sangat bagus, Kementerian ATR/BPN dalam hal ini mendukung reforma agraria sehingga konsep ini bisa dikembangkan di daerah lain,” kata Sofyan Djalil.

Suroto, “Tidak Ada Kata Pensiun Bagi Petani”

Diusianya yang tidak muda lagi, Suroto (54) semakin bersemangat menjadi petani. Menjadi salah satu petani kemitraan Pisang Mas yang bermitra dengan PT Great Giant Pineapple (GGP) semakin membulatkan tekadnya untuk terus maju dan berkembang membudidayakan Pisang Mas.

“Kalau kerja seharusnya saya sudah pensiun, tapi saya justru semangat ikut kemitraan Pisang Mas dengan GGP. Semakin giat semakin dapat hasil,” ujar Suroto sambil menunggu kedatangan para Menteri di Pekon Sumber Rejo pada Minggu, 28 Februari 2021.

Suroto mulai bermitra dengan GGP menanam Pisang Mas sejak tahun 2017 dan bergabung dengan Kelompok Tani Arjuna yang mengelola Packing House (PH) 01 di Pekon Sumber Mulyo, Kecamatan Sumber Rejo, Kabupaten Tanggamus. Saat ini, di lahan pribadinya, Ia merawat sebanyak 1.300 batang Pisang Mas. Selain itu Ia juga ikut membina perawatan Pisang Mas sebanyak 5.000 batang milik petani yang ikut bergabung bersamanya.

Sebagai petani, pria humoris ini mengaku sudah melakukan bermacam kegiatan cocok tanam mulai berkebun kopi, kakau, padi, hingga tanaman sayur, tetapi selalu kalah ketika panen karena harga tidak menentu. Bahkan ia mengaku pernah memusnahkan hasil panennya karena harga jual sangat rendah.

“Ikut kemitraan ini rasanya nyaman. Panen dibeli sesuai harga kontrak, kalau mau dapat banyak tinggal memperbanyak saja jumlah tanamannya. Makanya saya tertarik, mau berapa ton hasil panen tetap dibeli makanya petani bisa mengejar target sebanyak mungkin,” ujar Suroto.

Mulai dari bibit, alat kerja, dan penyuluh difasilitasi sama perusahaan, sehingga petani dapat merawat tanaman dengan maksimal. Bibit yang diberikan dari kultur jaringan agar dapat dihitung untuk kejar target dan daya tumbuh baik. Kalau dari bonggol pertumbuhannya tidak seragam dan panen tidak bisa serentak.Suroto sangat berharap mendapatkan kesempatan untuk bisa memiliki PH sendiri untuk mengembangkan kemitraan ini. Menurutnya, dengan adanya PH sangat membantu meyakinkan petani karena wadahnya sudah ada.

Share